November 07, 2012

Hati Seorang Penyembah

Bahan : - 1 Samuel 1 : 1 - 28

Hati seorang penyembah Tuhan adalah :
~ Hati yang tidak mudah bereaksi.
Hana tidak bereaksi ketika Penina mencoba membuatnya marah/gusar (ayat 6).
Hati seorang penyembah Tuhan lebih baik diam dan ngomong kepada Tuhan. Ketika kita diam dan memberitahukan segala sesuatu kepada Tuhan maka pembelaan datang hanya dari Tuhan.

~ Hati yang tidak mudah komplain.
Jangan mudah komplain sehingga apapun yang terjadi, kita tetap datang dan berada dalam hadirat Tuhan.

~ Menyembah dengan hati.
Meskipun dalam keadaan hancur dan remuk hati, Hana datang dengan hatinya yang hancur kepada Tuhan (ayat 10). Karena hati yang hancur takkan dipandang hina oleh Tuhan (Mzm. 51 : 19).

~ Percaya dan mengenal betul Tuhannya.
Kalau kita tahu kepada siapa kita menyembah, kita bisa lebih dan dengan sangat lebih menyembah Tuhan dan menghargai Tuhan. Hana tau tidak ada yang mustahil.
  • Ketika kita mengenal Tuhan sebagai Bapa, maka kita tahu bahwa kita punya Bapa yang bijak.
  • Ketika kita mengenal Tuhan sebagai Juruselamat, maka kita tahu bahwa kemanapun kita melangkah, dalam keadaan apapun, maka kita aman karena ada Juruselamat yang agung mendampingi kita
  • Ketika kita mengenal Tuhan kita sebagai Guru, maka kita tahu bahwa apapun kesulitan dan kesusahan yang kita hadapi, ada Guru yang Maha Tahu dan akan mendidik kita menjadi dewasa dalam Tuhan.
~ Hati yang berani bayar harga.
Berani bayar harga lebih maka boleh terima lebih. Lebih banyak kita berani membayar harga maka lebih banyak kemungkinan kita menjadi yang terbaik di dalam Tuhan, dan Hana melakukan hal ini (ayat 6).
Jangan bilang "mau melihat suatu kegerakan yang besar" kalau kamu tidak berani memberikan hatimu dengan sunggu kepada Tuhan.

Tuhan memberkati.

Pasangan Muda: "Menikah dulu, Anak belakangan"

 Saat ini ketika pasangan muda menikah, mereka paling sering tidak ingin segera mempunyai anak. Kebanyakan kepingin bersama pasangan dan menikmati tahun pertama pernikahan tanpa momongan. Yang lain lagi pertama-tama ingin berkarir dan menghasilkan uang, memiliki rumah pribadi, dan bisa membeli perabotan yang bagus bahkan sampai baru. Anak-anak seharusnya lebih dahulu atau pada umumnya tidak sama sekali.

Hasil sebuah riset dari Universitas Bielefeld, Bielefeld, Jerman memperlihatkan bahwa:
- Hanya 10% dari pasangan muda yang mau langsung mempuyai anak setelah menikah.

- 30% tidak memiliki alasan yang jelas. Sebenarnya mereka ingin mempunyai anak, tetapi mereka berpendapat bahwa pekerjaan, karir, hingga membeli perabotan rumah tangga pada tahun pertama pernikahan adalah sama pentingnya dengan mempunyai anak.

- 60% berpedapat bahwa, karir pekerjaan dan belanja perabotan pada awal pernikahan lebih penting. Setelah beberapa tahun menikah maka barulah mereka juga mau punya anak.